Jumat, 22 Maret 2013

ANTARA LEGENDA DAN FILSAFAT

Sebagaimana kita ketahui Sunan Kali Jaga sebagai salah seorang wali, terkenal pula sebagai seorang pujangga dan ahli fikir yang ulung pada zamannya. Banyak cerita-cerita, ajaran-ajaran maupun buah ciptaannya yang bila kita kaji mengandung pula filsafat yang dalam. Baiklah disini kita kemukakan beberapa contoh, misalnya :
1. Diantara Soko Guru, atau tiang yang ada di dalam masjid Agung Demak, satu diantaranya terdapat daripada soko ( tiang ) tatal, yaitu yang terbuat dari kepingan-kepingan kayu jati yang kemudian diikat dengan seutas tali ijuk. Mari kita renungkan, hikmat apa gerangan yang tersembunyi dibalik kenyataan yang dzahir itu? tiang tersebut memberikan lambang, bahwa dalam melaksanakan dan menegakan ajaran-ajaran Islam di bumi tanah air kita ataupun di seluruh dunia, ummat Islam haruslah bersatu padu. Beliau memberikan pelajaran, bahwa dalam hidup di alam dunia ini, manakah ingin selamat, maka manusia harus berpegang kepada tali Allah yang esa. Dengan tali Allah yang kuat itu, maka manusia dalam sepanjang hidupnya akan senantiasa selamat.
2. Pada waktu Sunan Kali Jaga hendak menetapkan arah qiblat, dari masjid Demak, dikatakan bahwa tangan kanannya memegang qa'bah dan tangan kirinya memegang masjid Demak. Coba kita renungkan apa artinya semua itu? Qiblat itu diartikan : imam. Sebab qiblat itu adalah tempatnya orang mu'min menghadapkan wajahnya ketika menegakkan shalat. Masjid Demak menjadi perlambangnya orang Islam di tanah Jawa, mustaka masjid dimaksudkan pemukanya pamong praja. Dengan demikian, keterangan tersebut di atas diartikan, bahwa agama Islam yang bermula timbul di tanah Arab itu harus disesuaikan dengan keadaan masyarakat di Jawa dalam permulaan perkembangannya. Akan tetapi yang dipakai sebagai pedoman ialah agama Islam yang hak. Karena pada waktu itu telah berdiri kerajaan Islam di Demak, maka dimaksudkan bahwa dalam menjalankan kewajibannya, para pengendali negara (sultan) dan pemuka agama (para wali) harus berpegang kepada ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. (bersambung)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar